Ads 468x60px

Minggu, 25 Maret 2012

Universitas di China Getol Tarik Pelajar Indonesia

Sino British College (SBC) di Shanghai yang memberikan gelar dari 2 Universitas Inggris dan menawarkan Program Foundation bagi O level atau siswa kelas 2 SMU untuk pathway ke-9 universitas di Inggris. 

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak lima tahun terakhir, Pemerintah China terus mendorong dibukanya program-program studi untuk mendapatkan gelar sarjana ataupun pascasarjana. Prodi berbahasa Inggris saat ini menjadi keunggulan mereka untuk getol menarik minat pelajar asing, termasuk dari Indonesia, meliputi bisnis, teknik, angkasa luar, industri dan kedokteran. 
Awalnya, banyak mahasiswa Indonesia ke China cuma untuk belajar bahasa Mandarin. Namun, sejak lima tahun terakhir mulai bergeser. Mereka ke China untuk mendapatkan gelar sarjana atau pascasarjana.
-- Samuel Wiyono
"Awalnya, banyak mahasiswa Indonesia ke China cuma untuk belajar bahasa Mandarin. Namun, sejak lima tahun terakhir mulai bergeser. Mereka ke China juga untuk mendapatkan gelar sarjana ataupun pascasarjana," kata Samuel Wiyono, Ketua Beijing Language & Culture Institute (BLCI), di Jakarta, Senin (26/3/2012), terkait persiapan '14th China Education Fair' di tiga kota di Indonesia.
Ia mengatakan, selain semakin polulernya bahasa Mandarin saat ini, daya tarik China adalah selain baiknya mutu pendidikan, fasilitas kampus, dan terjangkaunya biaya pendidikan. Hal tersebut menyebabkan semakin meningkatnya mahasiswa asing yang mengambil program gelar di negara tersebut, terutama dari kawasan Asia.
"Dengan prodi berbahasa Inggris, misalnya, mahasiswa asing yang belum menguasai bahasa Mandarin dapat langsung kuliah program gelar menggunakan bahasa Inggris sambil tetap belajar bahasa Mandarin. Cara ini lebih singkat dan hemat, baik bagi mahasiswa asing dan lokal China, karena mereka mengharapkan setelah lulus dapat menguasai dua bahasa asing ini sekaligus," ujar Samuel, 
Prodi teknik
Saat ini, bidang teknik yang ditawarkan perguruan-perguruan tinggi China meliputi teknik sipil, arsitektur, industri, mesin, komputer, kimia, pertambangan dan teknik aeronautika. Salah satu universitas peringkat teratas di China untuk prodi teknik sipil, Harbin Institute Technology, misalnya, menawarkan prodi gelar sarjana (S-1) teknik sipil berbahasa Inggris yang sebelumnya hanya untuk mahasiswa pascasarjana. 
Shenyang Aerospace University dan Nanjing University Aeronautic Astronautic yang fokus di bidang aeronautika dan antariksa pun demikian. Di kedua universitas tersebut saat ini telah memiliki prodi ilmu komputer dan software engineering management.
Sementar itu, bidang teknik industri juga ditawarkan Wuhan University Technology. Universitas terkemuka milik pemerintah ini menyediakan program sarjana teknik industri dan arsitektur, yang juga dengan pengantar bahasa Inggris. Sedangkan Shangdong University Science Technology, di Kota Qingdao, menawarkan prodi teknik kimia, teknik telekomunikasi, dan serta pertambangan.  
"Mereka menawarkan prodi-prodi tersebut karena bidang studi itu merupakan penopang industri-industri andalan China," kata Samuel.
Tidak hanya perguruan tinggi milik pemerintah saja, perguruan tinggi lain juga memberikan gelar ganda atau pathway dari universitas di Inggris, Australia, atau Amerika Serikat. Seperti halnya Xian Jiaotong Liverpool University, yang semula hanya menawarkan gelar sarjana (S-1) dari University Liverpool Inggris, mulai tahun ini juga menawarkan prodi gelar pascasarjana di berbagai bidang studi. Demikian juga Sino British College (SBC) di Shanghai yang memberikan gelar dari 2 Universitas Inggris dan menawarkan Program Foundation bagi O level atau siswa kelas 2 SMU untuk pathway ke-9 universitas di Inggris.
Bahkan, kata Samuel, di Ningbo University, yang semula hanya menawarkan gelar MBA dari University Canberra ataupun pathway S-1 ke Universitas Canada untuk bidang studi business administration, kini menawarkan juga S-1 bidang akuntansi atau pelatihan menuju Sertifikasi Akuntan Publik Kanada maupun melanjutkan langsung ke Delaware State University di AS.
"Mereka (perguruan tinggi) itu menawarkan biaya pendidikan lebih rendah dibandingkan di negara asalnya selain keuntungan penguasaan bahasa Inggris dan Mandarin," kata Samuel.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar